
Mahasiswa USM Berikan Penyuluhan Jadi Netizen Pintar dengan Filter Konten di Media Sosial
SEMARANG – Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM) menggelar kegiatan Pengabdian kepada masyarakat dengan melakukan penyuluhan tentang menjadi Netizen Pintar Dengan Filter Konten di Media Sosial, pada hari Kamis pagi, 19 desember 2024 di Posyandu Cempaka Pamularsih 3 RT.1 RW.8, Kota Semarang.
Tim Terdiri Dari Ketua Dimas Putra Sumirat dan Anggota Rahmat Hidayatullah, Abednego Yuda Permana, Dimas Okva Solichin serta Susanto, M.Kom sebagai dosen pembimbing. Kegiatan ini diikuti sebanyak 20 orang dari ibu-ibu posyandu dan lansia posbindu Cempaka Pamularsih 3, juga dihadiri oleh Ibu Rusmiyati, selaku koordinator Posyandu Cempaka.
Menurut Dimas Putra bahwa tujuan diadakan penyuluhan ini agar dapat terhindar dari konten-konten negatif yang ada di media sosial terutama konten negatif di TikTok, Facebook dan Youtube. Peserta dibekali cara untuk memfilter konten di media sosial.
“Pentingnya memfilter konten negatif di TikTok, Facebook dan Youtube, untuk menghindari konten kekerasan, pornografi, judi online, berita hoaks, berita provokatif dan sebagainya” ungkap Dimas.
Pada sesi pertama, Rahmat Hidayatullah menyampaikan materi Contoh-contoh konten negatif yang muncul di smartphone, kemudian memberitahukan cara menghilangkan konten tersebut agar tidak muncul di beranda pengguna.
Sementara pada sesi kedua dilakukan tanya jawab. Pertanyaan yang muncul dari Ibu Rusmiyati adalah “Bagaimana cara melindungi anak dari video negatif yang ada di youtube, atau di TikTok?”
Menurut Dimas Okva, langkah yang bisa dilakukan untuk melindungi anak dari video negatif yang ada di youtube antara lain menggunakan aplikasi youtube kids, dengan filter batasan usia Preschool (di bawah 4 tahun), Younger (5-8 tahun) dan Older (9-12 tahun).
Menurut Abednego Yuda Permana, kita dapat mengaktifkan “Mode terbatas” di Tiktok untuk Penyaringan Konten Tidak Pantas, yaitu konten yang mengandung kekerasan, vulgar, dewasa, atau sensitif akan dibatasi secara otomatis dari TikTok.
“Hal yang perlu diperhatikan bahwa “Mode Terbatas” di TikTok atau di Youtube tidak 100% bebas dari konten tidak pantas. Mode ini bergantung pada algoritma, sehingga ada kemungkinan konten tertentu tetap lolos filter. Pengawasan Orang Tua Tetap Diperlukan, Orang tua disarankan untuk memantau aktivitas anak di TikTok, termasuk melihat video yang mereka tonton dan mengarahkan ke konten positif ” papar Susanto, selaku dosen pembimbing kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.
Dengan mengaktifkan fitur keamanan “Mode Terbatas” atau filter parental control, TikTok, facebook, maupun youtube menjadi lebih ramah untuk pengguna muda, tetapi pengawasan aktif tetap menjadi kunci utama.
Materi disampaikan dengan menyertakan pratek langsung cara memfilter konten negatif di TikTok, Youtube dan Facebook. Acara ini juga mencakup sesi tanya jawab seputar topik yang dibahas dan diakhiri dengan sesi foto bersama.