Back

Prof Haslina Ungkap Strategi Penanganan Food Loss and Food Waste untuk Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan di Winter Camp USM 2024

SEMARANG – Seminar “The Management of Food Loss and Food Waste to Achieve Sustainable Food Security” menjadi salah satu bagian dari rangkaian kegiatan Winter Camp USM 2024. Acara yang dihelat pada Minggu, 25 Februari 2024, di Kawasan Desa Wisata Lerep, Ungaran, Kabupaten Semarang ini diselenggarakan oleh International Office Universitas Semarang (USM) dengan menghadirkan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) USM, Prof Dr Ir Haslina MSi, sebagai narasumber utama.

Dalam materinya, Prof Haslina mengungkapkan, bahwa sampah makanan, baik dalam bentuk food loss maupun food waste, memiliki dampak serius terhadap keberlanjutan pangan di Indonesia.

“Dengan adanya krisis sampah makanan yang telah terjadi, perlu dilakukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. Berdasarkan data Economist Intelligence Unit, Indonesia adalah negara ke-2 dari 25 negara di dunia dengan FLW tertinggi setelah Arab Saudi, dengan FLW Indonesia sekitar 300 kg per kapita setiap tahun,” ungkapnya.

Kemudian Prof Haslina menggarisbawahi betapa besarnya masalah Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia, dengan 1/3 dari total makanan yang diproduksi untuk dikonsumsi manusia di dunia dibuang setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa penanganan FLW menjadi sangat mendesak. Menurut Food Waste Reduction Alliance (FWRA), sektor yang menyumbang sampah sisa makanan terbesar adalah sektor rumah tangga (47%), restoran (37%), kantor dan layanan puiblik, hotel (11%).

Lebih lanjut, Prof Haslina menegaskan bahwa strategi untuk pengelolaan FLW mencakup penanganan pertanian yang baik, penanganan proses yang baik, penanganan distribusi yang tepat, peningkatan teknologi, peningkatan infrastruktur, dan memperkuat akses pasar. Semua strategi ini menjadi kunci dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

“Peran perguruan tinggi dalam menangani FLW menjadi semakin vital. Melalui penelitian, inovasi, dan kemitraan, perguruan tinggi dapat menjadi motor penggerak untuk menciptakan solusi-solusi berkelanjutan dalam menghadapi tantangan FLW,” ucapnya.

Prof Haslina juga menekankan bahwa upaya bersama dalam mengelola FLW tidak hanya penting untuk kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan Indonesia dapat bergerak menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan efisien.