Profesor Haslina Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Teknologi Hasil Pangan, Ini Orasi Ilmiahnya
SEMARANG – Prof. Dr. Ir. Haslina, M.Si., dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Teknologi Hasil Pangan di Auditorium Ir. Widjatmoko Kampus Universitas Semarang (USM) Tlogosari Kota Semarang pada Selasa (13/12/2022).
Prof. Haslina yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian USM tahun 2021-2025 merupakan wanita kelahiran Ujungpandang, 16 Januari 1965, anak kedua dari empat bersaudara merupakan istri dari Pancawardhana dan anak dari H. Sereci Helmy dan Hj. Kurnia
Prof. Haslina pernah menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Watansoppeng Sulawesi Selatan, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Katolik Mardi Wiyata Malang, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Malang, pendidikan sarjana Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, pendidikan Magister Gizi Masyarakat Universitas Diponegoro, dan pendidikan Doktoral di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Ia mengaku menghabiskan pendidikan dan hidupnya di Pulau Jawa sejak tahun dan telah bekerja sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 1991 dan telah mengabdi di Universitas Semarang (USM) selama 31 tahun.
Prof. Haslina mengaku yang memotivasinya untuk terus belajar ialah menggali ilmu tanpa henti dan harus mendapat capaian tertinggi dalam menggali ilmu.
“Sebagai dosen inginnya mencapai gelar tertinggi yakni guru besar,” ungkapnya pada Tribun Jateng.
Meskipun telah mencapai gelar guru besar, Prof. Haslina mengaku tak pernah bercita-cita atau memiliki target atau capaian dalam hal karier.
Namun ia bersyukur dalam prosesnya tersebut diberi kemudahan berkat Allah swt, Pemerintah Republik Indonesia melalui Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah VI, dan USM.
Terkait orasi ilmiah yang disampaikan dalam Rapat Senat Terbuka USM Pengukuhan Guru Besar menyampaikan kebermanfaatan pangan berbasis komoditas lokal.
“Concern saya terkait visi-misi teknologi pertanian berbasis komoditas lokal karena selama ini penelitian saya ke bidang teknologi hasil pertanian terkait pangan fungsional,” terangnya.
Lebih rinci, Prof. Haslina menyatakan penelitiannya berkonsentrasi pada jagung dan produk sampingannya, seperti rambut jagung, bekatul jagung, dan tongkol jagung agar bisa diproses lebih lanjut.
Ia menilai komponen nutrisi pada jagung hingga pada produk sampingan masih cukup tinggi dan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
“Jagung merupakan bahan pangan lokal yang bermanfaat bagi masyarakat, terlebih kebutuhan pangan yang terus meningkat,”
Sebagai akademisi, Prof. Haslina mendukung program pemerintah terkait pangan supaya keberlangsungan ketahanan pangan di Indonesia akan tercukupi.
Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat merupakan bagian dari upaya mewujudkan cita-cita ketahanan pangan nasional.
Potensi jagung sebagai bahan pangan memiliki potensi yang baik karena kaya akan vitamin, mineral, betakaroten dengan kandungan komponen biotik tinggi, dengan Indeks Glycemic (IG) rendah, hingga tinggi antioksidan dan penangkal radikal bebas.
Orasi ilmiah bertajuk ‘Ketahanan Pangan Berkelanjutan Melalui Teknologi Pangan Berbasis Komoditas Lokal’, ia menekankan jagung dapat menjadi pangan alternatif pengganti nasi.
“Jangan berhenti untuk terus berkarya dan harus berkomitmen, konsisten, dan fokus,” pesannya pada civitas akademika lain atas capaian yang ia peroleh.
Pada kesempatan yang sama, Rektor USM, Dr. Supari Priambodo menyatakan Prof. Haslina adalah profesor pertama yang ia kukuhkan selama masa jabatannya selama satu tahun ini.
“Seluruh petinggi USM meyakini dan berpendapat bahwa sumber daya manusia adalah indicator kunci untuk kemajuan USM,” ungkapnya.
Dr. Supari menyatakan USM telah menetapkan 73 indikator kinerja utama yang masih dibahas detail-detailnya untuk mencapai tujuan dibawah naungan Yayasan Alumni Undip (YAU).