Tangani Problem DAS Bodri Kendal, Living Laboratory USM Lakukan Kunjungan Lapangan
SEMARANG – Universitas Semarang (USM) merupakan kampus swasta pertama yang memiliki Living Laboratory di Indonesia dan saat ini USM menjadikan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bodri sebagai Living Laboratory.
Hal ini disampaikan oleh tim Analis Rehabilitasi dan Konservasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah Dr Mahfud Munajad saat memberikan sambutan pada kunjungan lapangan bersama para pihak DAS Bodri sebagai Living Laboratory USM di Aula Bengkok Hutan Edukasi Sidodadi Patean Kabupaten Kendal pada Senin, 7 Oktober 2024.
Kunjungan Lapangan dihadiri tim Living Laboratory USM, DLHK Jawa Tengah, FORDAS Jateng, FORDAS Bodri, Pusdataru Jateng, dan Pemdes Sidodadi Patean Kendal.
“Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada USM yang telah menjadikan DAS Bodri sebagai Living Laboratory dan merupakan kampus swasta pertama yang memliki Living Laboratory. Desa Sidodadi ini merupakan desa terpencil namun kesadaran masyarakat luar biasa sehingga memiliki hutan edukasi,” ungkap Dr Mahfud Munajad.
“Saat ini kita sedang menghadapi 3 masalah utama krisis yaitu globang warning, keaneka ragaman hayati yang pelan akan punah, dan pencemaran. Untuk itu kita harus bersinergi memberikan solusi bersama mengatasi krisis ini,” tambahnya.
Sementara Ketua Living Laboratory USM Prof Dr Ir Haslina MSi mengatakan bahwa pendirian Living Laboratory USM ini atas Prakarsa dari Rektor USM dan Bapak Prof Sriyana yang akan menjadikan kawasan DAS Bodri di Kab. Kendal sebagai Living Laboratory untuk implementasi Tridharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat).
“Living Laboratory atau laboratorium hidup adalah sebuah konsep di mana lingkungan nyata (seperti kota, komunitas, atau wilayah tertentu) digunakan sebagai tempat untuk bereksperimen, menguji, dan mengembangkan inovasi baru dengan melibatkan berbagai pihak dan memberikan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk berbagai permasalahan yang dihadapi Masyarakat,” ungkap Prof Haslina.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya kita bersama misalnya mengkaji potensi dan permasalahan DAS Bodri, mencari solusi inovatif untuk pengelolaan DAS berkelanjutan, atau meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan,” tambahnya.
Lebih lanjut pengarah program Living Laboratory yang juga Ketua FORDAS Jateng Prof Dr Ir Sriyana mengatakan bahwa di Jawa Tengah ada 202 DAS dari 35 Kabupaten dan Kota, Adapun DAS Bodri luasnya 65000 Ha yang terdiri dari 4 Kabupaten yaitu Kendal, Temanggung, Kab Semarang dan Wonosobo.
“Harapan kami dengan adanya Living Laboratory USM ini bisa menjadi Solusi dari berbagai permasalahan yang ada di DAS Bodri. Beberapa hal yang telah disampaikan oleh FORDAS Bodri bisa menjadi potret bagi kita untuk melangkah ke program berikutnya baik di daerah hulu, Tengah, maupun hilir,” ungkap Prof Sriyana.
Ketua LPPM USM Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani MT menyambuat baik dengan adanya living laboratory USM. Kedepan kami akan lakukan sosialisasi kepada para dosen USM untuk melakuakan penelitian terkait dengan DAS Bodri sebagai living laboratory,” ungkap Prof Mudji.
Sekdes Sidodadi Ali Masyhar mengatakan bahwa saat ini kita berada di Aula Bengkok Hutan Edukasi Patean Kendal dengan area seluas 10 Ha.
“Area ini merupakan bagian tengah yaitu antara hulu dan hilir dan memliki dampak besar yang bisa dirasakan oleh masyarakat, tercatat 1500 Ha lahan tanaman jagung, hal ini menjadi persoalan yang belum bisa terpecahkan.
“Sebenarnya sudah ada program yang secara konseptual merubah pola dari tanaman jagung ke tanaman multikultural namun belum bisa dijalankan karena program tersebut dianggap sangat eksklusif, pada tahap awal tidak melibatkan pentahelik yang ada di masyarakat bawah sehingga masyrakat ragu terhadap program ini,” ungkap Ali Masyhar.
“Kami meyakinkan masyarakat bahwa tanah garapannya sebagai salah satu percontohan sebagai hutan edukasi, ini akan menjadi pusat kegiatan kita mengedukasi masyaraat terkait menjaga kelestarian hutan. Dengan adanya living laboratory USM ini harapannya bisa memberikan solusi bagi permasalahan yang ada,” tambahnya.