USM Gelar Expo KKN Tematik III: Mendorong Perubahan Nyata di Semarang Utara
SEMARANG – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (LPPM USM) menggelar Expo KKN Tematik III pada Rabu, 11 Desember 2024, di Kecamatan Semarang Utara.
Kegiatan ini menampilkan hasil program kerja mahasiswa selama dua bulan, mulai 15 Oktober hingga 13 Desember 2024, di sembilan kelurahan, yakni Bandarharjo, Bulu Lor, Plombokan, Purwosari, Panggung Kidul, Panggung Lor, Kuningan, Tanjung Mas, dan Dadapsari.
Tiga program utama yang menjadi fokus KKN Tematik kali ini adalah pendampingan tumbuh kembang anak, pengembangan ekonomi dan potensi wisata, serta lingkungan dan kebencanaan.
Wakil Rektor I USM, Prof Dr Ir Sri Budi Wahjuningsih MP, menekankan pentingnya evaluasi terhadap setiap kegiatan KKN untuk memastikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Apa yang dilakukan mahasiswa selama dua bulan ini harus bisa memberikan dampak positif. Contohnya, pada program tumbuh kembang anak, pemberian makanan tambahan bergizi berhasil meningkatkan berat badan anak-anak yang sebelumnya mengalami stunting,” ujarnya.
Ia menambahkan, program ekonomi masyarakat juga menunjukkan hasil yang bagus. “Mahasiswa membantu pelaku usaha ikan asap dengan pengemasan yang lebih higienis, sehingga selain meningkatkan kualitas kesehatan, penjualan pun meningkat. Pendapatan pelaku usaha pun bertambah,” jelasnya.
Sementara itu, untuk program lingkungan dan kebencanaan, mahasiswa memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah. “Dengan pelatihan mengolah sampah menjadi pupuk atau barang bermanfaat lainnya, seperti kursi dari limbah plastik, volume sampah dapat berkurang dan memberikan nilai tambah,” kata Prof Sri Budi.
Dengan hasil yang signifikan, LPPM USM diharapkan dapat berkomitmen untuk melanjutkan program KKN tematik di masa depan. “Kami ingin program ini terus berkesinambungan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkas Prof Sri Budi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua LPPM USM, Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani MT, menyoroti keberhasilan program digitalisasi promosi UMKM.
“Dengan memanfaatkan teknologi digital, pelaku UMKM dapat menjangkau pasar lebih luas. Mahasiswa juga membantu mempromosikan produk secara kreatif dan efektif,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan hasil nyata dari program tumbuh kembang anak. “Selama dua bulan, sebagian besar anak balita mengalami peningkatan berat badan antara 2 hingga 4 ons. Bahkan, ada satu anak yang berhasil keluar dari kategori stunting,” tambah Prof Mudjiastuti.
Di bidang lingkungan, mahasiswa memanfaatkan limbah plastik untuk diolah menjadi produk berguna seperti kursi. “Kami berharap program ini dapat terus berlanjut sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya pengelolaan sampah,” tuturnya.