USM Gelar Sosialisasi Tingkatkan Kepercayaan Diri Siswa di Muslimeen Suksa School Hatyai melalui Program Mindfulness
Thailand – Universitas Semarang (USM) kembali menunjukkan komitmennya dalam bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan melaksanakan program internasional, pada Kamis, 12 September 2024, di Muslimeen Suksa School, Hatyai, Thailand.
Tim PkM USM tersebut dipimpin oleh Prof Dr Hardani Widhiastuti MM Psi, bersama Faisal Yusuf BA MM MBA, Andi Nurcahyo SPd MPd, berkolaborasi untuk membekali siswa sekolah dengan konsep mindfulness guna meningkatkan rasa percaya diri.
Lebih lanjut, Prof Dr Hardani Widhiastuti dalam wawancaranya menjelaskan bahwa motivasi utama pelaksanaan PKM ini tidak hanya untuk memenuhi kewajiban Tridharma, tetapi juga berbagi ilmu kepada siswa di luar Indonesia, khususnya yang berada di wilayah pedesaan.
“Kami merasa senang bisa berbagi di Muslimeen Suksa School, sebuah sekolah yang berfokus pada pendidikan keagamaan namun tetap moderat dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Sekolah ini menggabungkan pendidikan akademik dengan pendidikan agama, dengan porsi pendidikan agama yang lebih besar. Prof Dr Hardani mengapresiasi bahwa meski aturan di sekolah ketat—seperti pemisahan area belajar antara siswa laki-laki dan perempuan serta keharusan siswa perempuan mengenakan cadar dan gamis—di luar sekolah para siswa tetap ekspresif dan berpengetahuan luas, termasuk memahami budaya populer seperti lagu-lagu Korea.
“Mindfulness yang kami ajarkan bertujuan untuk mendorong rasa percaya diri siswa. Kami ingin mereka tetap merasa percaya diri saat menempuh pendidikan di Muslimeen Suksa School, dan mampu tampil lebih baik dalam berbagai kegiatan maupun lomba di luar sekolah,” jelas Prof. Hardani.
Melalui pendekatan mindfulness, diharapkan siswa Muslimeen Suksa School mampu mengatasi rasa tidak percaya diri dan menjadi individu yang lebih berani dan kompeten dalam berbagai situasi.
“Ini adalah bentuk kontribusi nyata dari USM untuk dunia pendidikan internasional, khususnya di lingkungan yang mungkin berbeda secara budaya dan tradisi, namun memiliki potensi besar untuk berkembang,” tambahnya.